Kamis, 25 Februari 2016

Lebih nyaman

Lebih nyaman kaya gini aja.
Bukannya takut buat memulai hal baru, atau takut menemukan yang lebih baik.
Karena menurutku ini masih terlalu cepat.
Belum saatnya, luka lamapun belum sepenuhnya sembuh.

Aku gak tau mau nyebutin kenangan sama dia itu suatu luka atau bukan.
Bukannya karena hal itu kenangan buruk atau apapun itu tapi kenangan yang bahkan sampai sekarang aku gak tau gimana cara melupakannya. Banyak yang bilang kenangan itu untuk dikenang bukan untuk dilupakan tapi untuk diikhlaskan. Tapi menurutku semakin aku mengikhlaskan kenangan itu maka semakin aku mengingat kenangan itu.

Kadang aku bertanya pada diri sendiri,
Kenapa harus mengingat orang yang menyakiti aku ketimbang yang mencintai aku?
Mungkin jawabanku adalah gak ada yang benar-benar mencintaiku selain diriku sendiri, orang tuaku dan adikku.

Luka yang ditinggalkan oleh orang yang menyakiti lebih bertahan daripada orang yang kurasa menyayangiku, dan karena luka itupula aku tidak berani untuk menbuka atau mencoba menemukan seseorang yang sekiranya menyanyangiku, bahkan ketika ada yang mengatakan menyayangiku, aku terlalu takut untuk mendekatinya lagi bukannya tidak menghargainya tapi karena takut luka lama akhirnya terbuka lagi.

Hanya Tuhan yang tau kapan waktu yang tepat dan bagaimana prosesnya akan terjadi, mungkin dengan aku menenangkan diri dengan keadaanku yang sekarang, aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik, bahkan bisa berusaha mencari cara untuk  membahagiakan dan membanggakan kedua orang tua ku.

Dan buat orang yang menyakitiku dan mengecewakanku, aku cuma mau bilang dengan luka yang kamu berikan, aku belajar kuat saat terjatuh, aku belajar sabar, bahkan aku belajar untuk memaafkan, dan aku belajar menjadi manusia yang lebih baik. Aku juga menjadi lebih hati-hati untuk mencari seseorang yang benar-benar yakin bahwa aku adalah tulang rusuknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar